Selasa, 09 September 2008

Ir. Sukur Nababan "Penyebar Semangat"


NAMANYA tiba-tiba mencuat dalam blantika sosial politik Kota Bekasi pasca Pilkada kemarin, terlebih setelah menduduki posisi manager Persipasi. Sedikit orang yang tahu apa latarbelakangnya. Yang pasti dialah salah satu tokoh kunci dibelakang kemenangan Mochtar Mohamad-Rahmat Efendi, ia juga yang menjadi konseptor konser tapal batas yang sempat menghebohkan. Dialah Sukur Nababan, yang selalu merunduk dan tidak mau membuka dirinya kepada publik.

Setiap kali ditanya apa pekerjaannya ia hanya menjawab, main dan jalan-jalan. Hal itu pula yang membuat Mochar Mohamad sempat binggung tentang dirinya ketika berkenalan pada pertengahan November 2007. Bagi Sukur, pertanyaan-pertanyaan tentang dirinya akan dijawab dengan kerja nyata seiring dengan berjalannya waktu tanpa perlu digembor-gemborkan. “kerja saya adalah memberikan semangat untuk sukses kapada orang lain” kata Sukur sambil tersenyum.

“Setiap orang dilahirkan untuk sukses, masalahnya adalah seberapa siap anda untuk menjadi orang sukses” ujar Sukur Nababan dengan intonasi optimis, tatapan mata tajam dan gerak tubuh yang ekspresif, kalimat itu seolah menjadi mantra mujarab untuk membangkitkan semangat lawan bicaranya. Sukur memang seorang motivator, ribuan orang telah tergerak hatinya untuk merubah nasib setelah mendengarkan Sukur bicara.

Parameternya kesuksesan ada tiga, yaitu kemandirian ekonomi, kesehatan dan dicintai oleh orang lain. Orang sukses, kata Sukur, selalu mengunakan akalnya untuk mencari solusi atas beragam permasalahan dan kemudian mengerjakannya. Orang gagal, selalu menjadikan masalah sebagai alasan untuk lari terbirit-birit. “tapi yang terpenting adalah seberapa berarti hidup anda bagi orang-orang yang anda cintai” kata pria kelahiran 14 Oktober 1968.

Untuk menjadi orang yang dicintai kuncinya adalah pengabdian yang tulus. Sukur berkisah, bahwa semangat pengabdian yang ia miliki tidak lepas dari pengaruh kultur keluarganya. Bapak ibunya yang berasal dari Sumatera utara adalah seorang guru yang sempat mengenyam pendidikan di Sumatera Barat tempat Sukur dilahirkan. Masa kecilnya dihabiskan berpindah-pindah, mengikuti sang ayah yang keluar masuk hutan pedalaman Tapanuli untuk mendirikan sekolah. Sukur sendiri mengaku tidak ingat berapa banyak sekolah yang telah didirikan oleh ayahnya, namun yang pasti bekas murid sang ayah kini banyak yang menjadi orang. “ada kebahagiaan tersendiri di sana” kata Alunus Universitas Sumatera Utara (USU) jurusan tehnik mesin.

Selepas kuliah, Sukur bekerja berpindah-pindah, kata dia, merupakan bagian dari strategi untuk menambah pengetahuan dan memperluas jaringan. Namun setelah bekerja selama 13 tahun, ia merasa tidak dapat berkembang secara maksimal selama menjadi orang gajian. Akhirnya, Sukur memutuskan untuk berwirausaha, meskipun sempat terseok-seok pada permulaaanya. Tidak perlu menunggu lama hanya lima tahun kini ia sudah menjadi pengusaha sukses sekaligus motivator yang kerap diundang dipelbagai daerah untuk menyebarkan semangat.

Selalu ingin menjadi yang terbaik, kemauan kuat untuk sukses dan kerja keras adalah rumus yang selalu saya berikan kepada setiap orang yang ingin sukses. Pada dasarnya, lanjut Sukur, setiap orang juga dilahirkan menjadi petarung. Pada masa balita ketika belajar berjalan, kita seringkali terjatuh, tapi keinginan untuk bisa berjalan terus membuat kita mencoba terus. Tapi saat ini banyak orang yang jatuh akibat masalah tapi enggan bangun. “tidak perduli berapa kali anda jatuh, tapi bagaimana anda segera bangkit ketika terjatuh” kata Sukur.(diambil dari Harian Pikiran Rakyat)

Tidak ada komentar: